1. SHALAT SUNNAH WUDHU
Shalat sunat wudhu atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat yang
dikerjakan setelah berwudhu.
Tata cara pelaksanannya adalah:
a. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca
doa:
“‘Asyhadu an laa ilaaha illallaahu wahdauu laa syarika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa;rasuuluhu. Allahummaj’alnii minat-tawwaabiina waj’alnii minal mutathahiriina waj’alnii min‘ibaadikash-shaalihiin.
Artinya:
“Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah,
dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya. Ya
Allah, jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan
jadikanlah aku orang yang suci dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang saleh.”
b. Selesai membaca doa tersebut, lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat. Niatnya:
Ushallii sunnatal-wudhuu’i rak’ataini lillaahi ta’aalaa.
Artinya:
”Aku niat shalat sunah wudhu 2 rakaat
karena Allah.”
c. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana
shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.
d. Keutamaan Shalat Syukrul Wudhu “Rasulullah berkata kepada Bilal:
Ceritakanlah kepadaku amal apa yang amat engkau harapkan dalam Islam, sebab aku mendengar suara kedua sandalmu di surga?
Bilal menjawab: Tidak ada amal ibadah yang paling kuharapkan selain setiap aku berwudhu baik siang atau malam aku selalu shalat setelahnya sebanyak yang aku suka” . (HR
Bukhari)
2. SHALAT TAUBAT
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka’at dengan waktu yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun(bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”.
Kemudian beliau membaca ayat :
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
– Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135)
Tata Cara Shalat Taubat Jumlah rakaatnya 2, 4 sampai 6 rakaat.
Niat shalat taubat:
“Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi
ta’aalaa.”
Artinya:
“Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat
karena Allah.”
Doanya:
“Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal
hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin
zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa
naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa
nusyuuraa.”
Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun
bangkit nanti.
3. SHALAT DHUHA
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan
seorang muslim ketika matahari sedang naik. Kira-
kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta
sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga
waktu dzuhur. Jumlah raka’at shalat dhuha bisa
dengan 2,4,8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam.
Tata Cara Shalat Dhuha:
1. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah
membaca surat Asy-Syams
2. Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha
Niat shalat dhuha adalah:
“Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi
ta’aalaa.”
Artinya:
Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.
Doa yang dibaca setelah shalat dhuha:
“Ya Allah, bahwasanya waktu Dhuha itu adalah
waktu Dhuha-Mu, kecantikan ialah kecantikan-Mu,
keindahan itu keindahan-Mu, dan perlindungan itu,
perlindungan-Mu”.
“Ya Allah,
jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi , keluarkanlah,
jika sukar mudahkanlah,
jika haram sucikanlah,
jika masih jauh dekatkanlah,
berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan,
kekuatan dan kekuasaan-Mu,
limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang shaleh”.
Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang
keutamaan shalat Dhuha,
di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
manusia Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat
sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan
dua rakaat Dhuha diberi pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu
`anhuma, ia berkata:
“Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan
(ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata;
“Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul berkata lagi:“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dialah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga.
Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi
Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surge.” (Shahih al- Jami`: 634)
4. Memperoleh ganjaran di sore hari Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa Rasulullah
saw berkata: “
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam,
shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari,
maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu
(ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami:
4339). Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: “Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama
akfnini awwala al-nahar bi’arba`i raka`at ukfika
bihinna akhira yaumika”
Artinya:
Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata:
“Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat
rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu disore harimu
5. Pahala Umrah Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib,maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah….(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar
(shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai)
duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna” (Shahih al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa “Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih dilautan.” (HR Tirmidzi)
4. SHALAT TAHAJUD
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh. Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulaidari 2,4,8rakaat, dan seterusnya.
a. Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
1. Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
2. Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
3. Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai
dengan masuknya waktu subuh.
b. Niat shalat tahajud “Ushallii sunnatat-tahajjudi rak’ataini lillaahi
ta’aalaa”
Artinya: “Aku niat shalat sunat tahajud dua rakaat karena Allah”
c. Doa yang dibaca setelah shalat
tahajud:
“Rabbanaa aatina fid-dun-yaa hasanataw wa fil
aakhirati hasanataw wa qinaa adzaaban-naar.”
Artinya: “Ya Allah Tuhan kami, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat dan hindarkanlah kami dari siksa api neraka.”
Dalam hadits Bukhari dinyatakan, bahwa Rasulullah jika bangun dari tidurnya di tengah malam lalu bertahajud membaca doa:
“Allahumma lakal hamdu anta qayyimus
samaawaati walardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu laka mulkus samaawaati wal ardhi wa man fiihin, wa lakal hamdu nuurus samaawaati wal ardhi, wa lakal hamdu antal haqqu wa wa’dukal-haqqu wa liqaa’uka haqqun wa qauluka haqqun wal-jannatu haqqun, wan naaru haqqun, wan-nabiyyuuna haqqun, wa Muhammadun shallallaahu ‘alaihi wa
sallama haqqun, waass’atu haqqun.
Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alaika tawakaltu wa ilaika anabtu wa bika khaashamtu, wa ilaika haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu, wa maa akhkhartu wa maa asrartu, wa maa a’lantu antal muqaddimu wa antal mu’akhiru la ilaaha illa anta aula ilaaha gairuka wa laa haula quwwata illa billah.”
Artinya: Ya Allah, bagi-Mu segala puji. Engkaulah penegak langit dan bumi dan alam semesta beserta segala isinya. Bagi-Mulah segala puji, pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segala puji, Engakaulah yang haq, dan janji-Mu adalah benar, dan surge
adalah haq, dan neraka adalah haq, dan nabi-nabi itu adalah haq, dan Nabi Muhammad adalah benar,dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri (bertawakal) kepada Engkau jualah kami kembali, dan kepada-Mulah kami rindu, dan kepada engkaulah kami berhukum.
Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan sebelumnya, baik yang kami
sembunyikan maupun yang kami nyatakan.
Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang
terakhir. Tidak ada Tuhan melainkan Engkau Allah
Rabbul alamin. Tiada daya upaya melainkan dengan pertolongan Allah.”
d. Setelah itu, perbanyaklah membaca istigfar
sebagai berikut
“Astagfirullaahal azhim wa atuubu ilaiih”
Artinya: “Kami memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan kami pun bertaubat kepada-Nya”
e. Keutamaan Shalat Tahajud Sahabat Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda:
“Hai sekalian manusia, sebarluaskanlah salam dan berikanlah makanan serta sholat malamlah diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Surgadengan selamat.” (HR Tirmidzi)
Bersabda Nabi Muhammad saw:
“Seutama-utama shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam.” (HR Muslim)
Selain itu, Allah sendiri juga berfirman:
“Pada malam hari, hendaklah engkau shalat
Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-
mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat
yang terpuji.” (QS Al-Isra’: 79)
Dari Jabir r.a., ia barkata, “Aku mendengar
Rasulullah saw. Bersabda: Sesungguhnya pada
malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR Muslim dan Ahmad)
Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal
itu tradisi orang-orang saleh sebelummu,
mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa,
menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR
Ahmad)
f. Kiat Mudah Shalat Malam/Qiyamullail Agar kita diberi kemudahan bangun malam untuk
melakukan shalat malam, cobalah tips-tips berikut
ini:
1. Aturlah aktivitas di siang hari agar malamnya
Anda tidak kelelahan. Sehingga tidak membuat
Anda tidur terlalu lelap.
2. Makan malam jangan kekenyangan, berdoa
untuk bisa bangun malam, dan jangan lupa pasang alarm sebelum tidur.
3. Hindari maksiat, sebab menurut pengalaman
Sufyan Ats-Tsauri,
“Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
4. Ketahuilah fadhilah (keutamaan) dan
keistimewaan qiyamulail. Dengan begitu kita
termotivasi untuk melaksanakannya.
5. Tumbuhkan perasaan sangat ingin bermunajat dengan Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
6. Baik juga jika janjian dengan beberapa teman
untuk saling membangunkan dengan miscall melalui telepon atau handphone.
7. Buat kesepakatan dengan istri dan anak-anak bahwa keluarga punya program tahajud bersama sekali atau dua malam dalam sepekan.
8. Berdoalah kepada Allah swt. untuk dipermudah dalam beribadah kepadaNya.
5. SHALAT HAJAT
Shalat Hajat adalah shalat sunnat yang dilakukan
seorang muslim ia memiliki hajat tertentu dan ia
ingin hajat tersebut dikabulkan oleh AllahSWT. Shalat dilakukan minimal 2 raka’at dan maksimal 12 raka’at dengan salam setiap 2 rakaat. Shalat ini dapat dilakukan kapan saja asalkan tidak pada waktu-waktu yang dilarang untuk melakukan shalat (lihat pada shalat sunnat).
a. Niat shalat hajat “ Ushallii sunnatal haajati rak’aataini lillaahi ta’aala.”
Artinya: “Aku berniat shalat hajat sunah hajat dua rakaat karena Allah Ta’ala.”
b. Doa Shalat Hajat Setelah selesai shalat hajat, lalu membaca istigfar. Dalam kitab Tajul Jamil lil ushul, dianjurkan setelah shalat hajat membaca istigfar 100x, seperti kalimat
istigfar yang biasa atau sebagai berikut:
“Astagfirullaha rabbi min kulli dzanbin wa atuubu ilaiih.”
Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Tuhanku, dari dosa-dosa, dan aku bertaubat kepada-Mu”
c. Selesai membaca istigfar lalu membaca shalawat
nabi 100x, yakni:
“Allahuma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin
shalaatarridhaa wardha ‘an ashaabihir ridhar
ridhaa.”
Artinya: “Ya Allah, beri karunia kesejahteraan atas jungjunan kami Muhammad, kesejahteraan yang diridhai, dan diridailah daripada sahabat-sahabat sekalian.”
“Laa ilaha illallohul haliimul kariimu subhaanallohi robbil ‘arsyil ‘azhiim. Alhamdu lillaahi robbil‘aalamiin.
As `aluka muujibaari rohmatika wa‘azaaima maghfirotika wal ghoniimata ming kulli birri wassalaamata ming kulli itsmin. Laa tada’ lii
dzamban illa ghofartahu walaa hamman illaa farojtahu walaa haajatan hiya laka ridhon illa
qodhoitahaa yaa arhamar roohimiin.”
Artinya: “Tidak ada Tuhan melainkan Allah Yang Maha Lembut dan Maha Penyantun. Maha Suci Allah, Tuhan pemelihara Arsy yang Maha Agung. Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Kepada-Mu-lah aku memohon sesuatu yang mewajibkan rahmat-Mu, dan sesuatu yang mendatangkan ampunan-Mu dan memperoleh keuntungan pada tiap-tiap dosa. Janganlah Engkau biarkan dosa daripada diriku, melainkan Engkau ampuni dan tidak ada sesuatu kepentingan, melainkan Engkau beri jalan keluar, dan tidak pula sesuatu hajat yang mendapat kerelaan-Mu, melainkan Engkau kabulkan. Wahai Tuhan Yang Paling Pengasih dan Penyayang.” Setelah itu, mohonlah kepada Allah apa yang kita
inginkan, insya Allah, Allah mengabulkannya. Amin.
d. Keutamaan Shalat Hajat Sabda Rasulullah: “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya, kemudian shalat dua rakaat (Shalat Hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan apa yang ia pinta cepat atau lambat.” (HR Ahmad) Diriwayatkan dari Abu Sirah an-Nakh’iy,
dia berkata, “Seorang laki-laki menempuh perjalanan dari Yaman. Di tengah perjalan keledainya mati, lalu dia mengambil wudhu kemudian shalat dua rakaat, setelah itu berdoa. Dia mengucapkan, “Ya Allah, sesungguhnya saya datang dari negeri yang sangat jauh guna berjuang di jalan-Mu dan mencari ridha-Mu. Saya bersaksi bahwasanya Engkau menghidupkan makhluk yang mati dan membangkitkan manusia dari kuburnya, janganlah Engkau jadikan saya berhutang budi terhadap seseorang pada hari ini. Pada hari ini saya memohon kepada Engkau supaya membangkitkan keledaiku
yang telah mati ini.
” Maka, keledai itu bangun seketika, lalu mengibaskan kedua telinganya.” (HR
Baiha)
6. SHALAT SUNNAH TASBIH
Shalat sunat tasbih adalah shalat sunat yang di
dalamnya dibacakan kalimat tasbih sebanyakk 300
kali.
Niat shalat tasbih:
“Ushallii sunnat tasbihi rak’ataini lillaahi
ta’aalaa”
Artinya: “Aku niat shalat sunat tasbih dua rakaat, karena Allah.”
Tata Cara Shalat Tasbih Shalat tasbih dilakukan 4raka’at (jika dikerjakan siang maka 4 raka’at dengan sekali salam, jika malam 4 raka’at dengan dua salam ) sebagaimana shalat biasa dengan tambahan bacaan tasbih pada saat-saat berikut: NO Waktu Jml. Tasbih
1. Setelah pembacaan surat al fatihah dan surat
pendek saat berdiri 15 kali
2. Setelah tasbih ruku’ (Subhana rabiyyal adzim…) 10 Kali
3. Setelah I’tidal 10 Kali
4. Setelah tasbih sujud pertama (Subhana rabiyyal
a’la…) 10 Kali
5. Setelah duduk diantara dua sujud 10 Kali
6. Setelah tasbih sujud kedua 10 Kali
7. Setelah duduk istirahat sebelum berdiri (atau
sebelum salam tergantung pada raka’at keberapa) 10 Kali Jumlah total satu raka’at 75 Jumlah total empat raka’at 4 X 75 = 300 kali
7. SHALAT SUNNAH AWWABIN
Shalat sunat awwabin adalah shalat sunat yang
dikejakan selesai mengerjakan shalat sunat ba’da magrib, dilakukan sebanayak 2 sampai dengan 6 rakaat.
a. Adapun tata cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut Shalat 2 rakaat
dengan niat:
Ushallii ral’ataini shalaatal-awwaabiina sunnatal
lillaahi ta’aallaa.
Artinya: “Aku niat shalat dua rakaat sunat awwabin,karena Allah.
b. Sesudah membaca Fatihah pada rakaat pertama,
bacalah: ·
surat Al-Ikhlas 6x ·
surat Al-Falaq 1x ·
surat An-Naas 1x
begitupun dengan rakaat kedua.
c. Sehabis salam dua rakaat, maka shalat lagi 2
rakaat. Dan dibaca pada rakaat pertama dan kedua setelah Al-Fatihah mana saja surat yang
dikehendaki.
Niatnya, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.
d. Sesudah itu, berdiri lagi dengan niat sama
seperti sebelumnya, dilaksanakan 2 rakaat, dengan bacaan pada rakaat pertama sesudah Al-Fatihah, bacalah surat Al-Kafirun dan pada rakaat kedua sesudah membaca Al-Fatihah bacalah surat Al-Ikhlas. Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah,
Rasulullah bersabda: “Barang siapa shalat 6 rakaat setelah magrib, disela-selanya tidak berbicara kotor, maka ia mendapatkan pahala ibadah selama12 tahun.
” Kemudian beliau juga meriwayatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa shalat 20 rakaat setelah maka Allah mambangun rumah di sorga untuknya”, Tirmidzi berkata, hadist Abu Harairah “gharib” (hanya diriwayatkan seorang rawi yang tidak kuat).” Tabrani juga meriwayatkan dari Ammar bin Yasir,
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa melakukan shalat 6 rakaat setelah maghrib, maka diampuni dosanya meskipun sebanyak ombak lautan.
8. SHALAT SAFAR
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum
meninggalkan rumah, ia dianjurkan mengerjakan
solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba dirumah kembali. Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh,hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat kerana Allah SWT.
Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.
9. SHALAT TAHIYATUL MASJID
shalat sunnah 2rakaat yang dikerjakan ketika masuk
masjid, sebelum duduk untuk menghormati masjid.
Rasulullah bersabda: “Apabila seseorang diantara kamu masuk masjid, maka jaganlah hendak duduk sebelum shalat 2rakaat lebih dahulu” (H.R Bukhari&Muslim).
Niatnya :
Ushalli sunnatal Tahiyatul Masjidi rak’ataini lillahi Ta’aalaa”
Artinya :
“aku niat shalat sunnah tahiyatul masjid 2rakaat karena Allah”
10. SHALAT RAWATIB
shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu.
Niatnya :
A). Qabliyah: adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat wajib.
Waktunya:
2rakaat sebelum shalat subuh,
2rakaat sebelum shalat Dzuhur,
2 atau 4rakaat sebelum shalat Ashar, &
2rakaat sblm shalat Isya. Niatnya :
Ushalli sunnatadh Dzuhri * rak’ataini Qibliyyatan lillahi
Ta’aalaa
Artinya :
“aku niat shalat sunnah sebelum dzuhur 2 rakaat karena
Allah”
* bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
B). Ba’diyyah: adalah shalat sunnah rawatib yang dikerjakan setelah shalat fardhu.
Waktunya:
2 atau 4rakaat sesudah shalat Dzuhur,
2rakaat sesudah shalat Magrib & 2rakaat sesudah shalat Isya.
Niatnya :
“Ushalli sunnatadh Dzuhri * rak’ataini Ba’diyyatan lillahi
Ta’aalaa”
Artinya :
“aku niat shalat sunnah sesudah dzuhur 2rakaat karena Allah”
*bisa diganti dengan shalat wajib yang akan dikerjakan.
11. SHALAT ISTIKHARAH
shalat sunnah 2rakaat untuk meminta petunjuk yang baik,
bila kita menghadapi 2pilihan/ragu dalam mengambil keputusan. Sebaiknya dikerjakan pada 2/3 malam terakhir antara jam 22.00 sampai 01.00.
Niatnya :
Ushalli sunnatal Istikharah rak’ataini lillahi Ta’aalaa
Artinya : “aku niat shalat sunnah Istikharah 2rakaat karena Allah”
12. SHALAT MUTLAQ
shalat sunnah tanpa sebab&tidak ditentukan
waktunya, juga tidak dibatasi jumlah rakaatnya. Shalat itu suatu perkara yg baik, banyak/sedikit (AlHadis).
Niatnya :
Ushalli sunnatal rak’ataini lillahi Ta’aalaa
Artinya : “aku niat shalat sunnah 2rakaat karena Allah”
13. SHALAT TASBIH
shalat sunnah yg dianjurkan dikerjakan tiap malam, jika tidak bisa 1minggu sekali/paling tidak seumur hidup sekali.
Shalat ini sebanyak 4rakaat, dengan ketentuan jika dikerjakan pada siang hari cukup dengan 1 salam, Jika dikerjakan pada malam hari dengan 2
salam.
Cara mengerjakannya
A). Niat : Ushalli sunnatan tasbihi raka’ataini lilllahi ta’aalaa.
artinya :”aku niat shalat sunnah tasbih
2rakaat karena Allah”
B). Usai baca surat Al Fatehah, baca tasbih 15x.
C). Ruku’, usai baca do’a ruku, baca tasbih 10x.
D). Itidal, usai baca do’a ‘itidal, baca tasbih 10x.
E). Sujud, usai baca doa sujud, baca tasbih 10x.
F). Usai baca do’a duduk diantara2sujud, baca tasbih 10x.
G). Usai baca doa sujud kedua, baca tasbih 10x.
Jumlah keseluruhan tasbih yang dibaca pada tiap rakaatnya sebanyak 75x.
Lafadz bacaan tasbih yg dmksd adalah
sebagai berikut :
Subhanallah wal hamdu lillahi walaa ilaaha illallahu wallahu akbar
artinya :
“Maha suci Allah yang Maha Esa. Segala
puji bagi Allah, Dzat yang Maha Agung”
14. SHALAT TARAWIH
shalat sunnah sesudah shalat Isya, pada bulan Ramadhan.
Menegenai bilangan rakaatnya disebutkan dalam hadis :
“Yang dikerjakan oleh Rasulullah saw, baik pada
bulan ramadhan/lainnya tidak lebih dari
11rakaat” (H.R.Bukhari).
Dari Jabir :” Sesungguhnya Nabi saw telah shalat bersama mereka 8rakaat, lalu beliau shalat witir.” (H.R.IbnuHiban)
Niat shalat tarawih :
Ushalli sunnatan Taraawiihi rak’ataini (Imamam/
makmuman) lillahi ta’aallaa
artinya : “Aku niat shalat sunat tarawih 2rakaat (imamam/makmum) karena Allah”
15. SHALAT HARI RAYA
shalat Idul Fitri pada 1 Syawal & Idul Adha pd 10 Dzulhijah. Hukumnya sunnah Mu akad(dianjurkan).
“Sesungguhnya kami telah memberi engkau (yaa
Muhammad) akan kebajikan yang banyak, sebab itu shalatlah engkau&berqurbanlah karena Tuhanmu pada Idul Adha (Q.S.AlKautsar.1-2)
Dari Ibnu Umar: “Rasulullah, Abu Bakar, Umar pernah melakukan shalat pd 2hari raya sebelum berkhutbah.”(H.R.Jama’ah).
Niat Shalat Idul Fitri :
Ushalli sunnatal li, iidil fitri rak’ataini (imamam/
makmumam) lillahi Taa’laa
artinya :
“Aku niat shalat idul fitri dua rakaat (imam/makmum)
karena Allah”
Niat Shalat Idul Adha :
Ushalli sunnatal li’iidil Adha rak’ataini
(imamam.makmumam) lillahita’aalaa
artinya :
“Aku niat shalat idul adha dua rakaat (imam/makmum)karena Allah”
Waktu shalat hari raya adalah setelah terbit matahari sampai condongnya matahari.
Syarat, rukun&sunnatnya sama seperti shalat yang lainnya.
Hanya ditambah beberspa sunnat
sebagai berikut:
a. Berjamaah
b. Takbir 7kali pada rakaat pertama & 5kali pada rakata ke2
c. Mengangkat tangan setinggi bahu pada tiap takbir.
d. Setelah takbir yang ke2 sampai takbir yang terakhir baca tasbih.
e. Membaca surat Qaf di rakaat pertama&surat Al
Ghasiyah pada rakaat kedua.
f. Imam menyaringkan bacaannya
g. Khutbah 2kali setelah shalat sebagaimana khutbah jum’at
h. Pada khutbah Idul Fitri memaparkan tentang zakat fitrah & pada Idul Adha tentang hukum-hukum Qurban.
i. Mandi, berhias, memakai pakaian sebaik-baiknya.
j. Makan terlebih dahulu pada shalat Idul Fitri, pada Shalat Idul Adha sebaliknya.
16. SHALAT KHUSUF
shalat sunat sewaktu terjadi gerhana bulan/matahari. Minimal 2rakaat.
Caranya mengerjakannya :
a). Shalat 2rakaat degan 4x ruku’ yaitu pada rakaat pertama, setelah ruku’&I’tidal baca fatihah lagi kemudian ruku’&I’tidal kembali setelah itu sujud sebagaimana biasa. Begitu pula pada rakaat ke2.
b). Disunatkan baca surat yang panjang, sedang
membacanya pada waktu gerhana bulan harus nyaring,sedangkan pada gerhana matahari sebaliknya.
Niat shalat gerhana bulan :
Ushalli sunnatal khusuufi rak’ataini lillahita’aalaa artinya :
“Aku niat shalat gerhana bulan 2rakaat karena Allah”
17. SHALAT WITIR
Witir artinya ganjil. Dinamakan Solat Witir, kerana
bilangan rakaatnya yang selalu ganjil; yaitu boleh 1
rakaat, 3, 5, 7, 9 atau 11 rakaat. Boleh dikerjakan dua-
dua, terakhir 3 rakaat 1 tahiyyat 1 salam.
Cara mengerjakan shalat witir sama dengan cara
mengerjakan shalat fardhu. Perbedaannya hanya pada niat. Shalat witir, jika lebih dari 1 rakaat (3, 5, 7, 9, dan 11), sebaiknya dikerjakan 2 rakaat 2 rakaat (setiap 2 rakaat satu kali salam). Sedangkan yang terakhir boleh 3 rakaat satu kali salam, boleh pula 1 rakaat. Adapun niat shalat witir adalah:
Jika 1 rakaat:
USHALLIISUNNATAL WITRI RAK’ATAN LILLAAHI
TA’AALAA.
Artinya: (di dalam hati pada saat takbiratul ihram!)
“Aku (niat) shalat sunat witir 1 rakaat, karena Allah Ta’ala.
Jika 3 rakaat:
USHALLI SUNNATAL WITRI TSALAATSA RAKA’AATIN LILLAAHI TA’AALAA,
Artinya:
“Aku (niat), shalat sunat witir 3 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Bila berjamaah (khusus pada malam bulan Ramadhan sebelum kata “LILLAAHI TA’AALAA” ditambah dengan kata “MA’MUUMAN” (mengikut imam).Jika menjadi makmum,
atau kata “IMAAMAN” (menjadi imam), jika bertindak sebagai imam.
18. NIAT SHALAT SUNAT DAN SHALAT FARDHU JUM’AT
Setelah adzan yang pertama selesai dikumandangkan, hendaklah dikerjakan shalat
sunat 2 rakaat dengan niat:
USHALLII SUNNATAL JUMU’ATI RAK’ATAINI QABLIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA
artinya:
“aku niat shalat jum’at 2 rakaat sebelumnya,
karena Allah ta’ala.”
NIAT SHALAT FARDHU JUMA’AT:
USHALLII FARDHAL JUMU’ATI RAK’ATAINI MUSTAQBILAL QIBLATI ADAA’AN MA’MUUMAN LILLAHI TA’AALAA
artinya:
“aku niat shalat fardhu jum’at 2 rakaat menghadap kiblat mengikuti imam karena Allah ta’ala.”
jika menjadi IMAM maka kata MA’MUUMAN di ganti
menjadi IMAAMAN.
Jika shalat fardhu jum’at telah selesai dikerjakan,
sebelum pulang hendaklah mengerjakan shalat
sunat 2 rakaat, dengan niat:
USHALLI SUNNATAL JUMU’ATI RAK’ATAINI BA’DIYYATAN LILLAAHI TA’AALAA
artinya:
“aku niat shalat sunat jum’at 2 rakaat sesudahnya, karena Allah ta’ala.”
WIRID DAN DO’A SETELAH SHALAT FARDHU JUM’AT
Apabila shalat fardhu jum’at telah selesai
dikerjakan, Maka setelah salam hendaklah
membaca:
a. Surat Al-Fatihah 7x
b. Surat Al-Ikhlas 7x
c. Surat Al-Falaq 7x
d. Surat An-Anaas 7x.
setelah itu membaca doa ini:
ALLAAHUMMA YAA GHANIYYU YAA HAMIID YAA
MUBDI’U YAA MU’IID, YAA RAHIIMU YAA WADUUD,
AGHNINII BIHALAALIKA ‘AN HARAAMIK, WA BITHAA’ATIKA ‘AN MA’SHIYATIK WA
BIFADHLIKA’AMAN SIWAAK .
artinya:
“wahai Allah! Yang maha kaya, yang maha terpuji,
yang maha mengadakan, yang maha
mengembalikan, yang maha pengasih, yang maha
mengasihi. Berikanlah aku kekayaan dengan
barang mu yang halal, jauh dari barang yang haram, dan dengan berbuat taat kepada-mu, jauh
dari berbuat maksiat, dan dngan anugrah mu, jauh dari (meminta) kepada selain-mu.”
19. SHALAT ISTIQA’
shalat sunat yang dikerjakan untuk memohon hujankepada Allah SWT.
Niatnya :
Ushalli sunnatal Istisqaa-i rak’ataini (imamam/
makmumam) lillahita’aalaa
artinya : “Aku niat shalat istisqaa 2rakaat (imam/makmum)karena Allah”
Syarat-syarat mengerjakana Shalat Istisqa :
a). 3hari sebelumnya agar ulama memerintahkan umatnya bertaobat dengan berpusa&meninggalkan segala kedzaliman serta menganjurkan beramal shaleh. Sebab menumpuknya dosa itu mengakibatkan
hilangnya rejeki&datangnya murka Allah.
“Apabila kami hendak membinasakan suatu negeri, maka lebih dulu kami perbanyak orang-orang yang fasik,sebab kefasikannyalah mereka disiksa, lalu kamirobohkan (hancurkan) negeri mereka sehancur-hancurnya” (Q.S.Al Isra:16).
b). Pada hari ke4 semua penduduk termasuk yang lemah dianjurkan pergi kelapangan degan pakaian sederana&tanpa wangi-wangian untuk shalat Istisqa’
c). Usai shalat diadakan khutbah 2kali. Pada khutbah pertama hendaknya baca istigfar 9x dan pada khutbah kedua 7x. Pelaksanaan khutbah istisqa berbeda dengan khutbah lainnya, yaitu :
a. Khatib disunatkan memakai selendang.
b. Isi khutbah menganjurkan banyak
beristigfar,berkeyakinan bahwa Allah SWT akan
mengabulkan permintaan mereka.
c. Saat berdo’a hendaknya mengangkat tangan
setinggi-tingginya.
d. Saat berdo’a pada khutbah kedua, khatib hendaknya menghadap kiblat membelakangi makmumnya. niat shalat sesuai dengan sholat mana yang akan kita kerjakan.
Inilah, macam-macam shalat sunnah yang dapat saya sampaikan, semoga kita semua selalu istiqomah menjalankan shalat sunnah. Insya Allah!
Tags:
Fiqih