Sinar Islami | Ini Merupakan Kisah /cerita dari dialog Allah Swt Dengan makhluknya yang bernama Akal Dan Nafsu.
Allah Menciptakan akal dan nafsu dalam diri manusia dan keduanyapun mengaku bahwa mereka hanyalah makhluk yang tidak berdaya.Untuk Mengendalikan nafsu,Allah menurunkan perintah agar kita manusia (umat muslim) berpuasa.
Allah SWT menciptakan akal.
Allah SWT berfirman
“Wahai akal,Menghadaplah engkau”
Maka akal pun menghadap Allah SWT ,Kemudia Allah SWT Berfirman,
“Wahai akal berbaliklah engkau”
Lalu akal pun berbalik
Kemudia Allah SWT berfirman
“Wahai akal,Siapakah aku?”.
Lalu akal pun menjawab
“Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah Hamba-mu yang dhaif dan lemah.”
Lalu Allah SWT berfirman
“wahai akal,tidak Aku ciptakan makhluk yang lebih mulia dari pada engkau”
Lalu Allah SWT menciptakan Nafsu
Allah berfirman
“Wahai nafsu,menghadaplah kamu”
Nafsu tidak menjawab sepatah kata pun ,malah sebaliknya,mendiamkan diri.
Kemudian Allah SWT berfirman kembali
“siapakah engkau , siapakah aku?”
Lalu Nafsu menjawab
“Aku Adalah aku,dan engkau adalah engkau”
Setelalah ucapan akal yang seperti itu dia disiksa Allah SWT didalam neraka jahannam selama 100 tahun dan kemudian mengeluarkannya.
Allah Kemudia Berfirman kembali pada nafsu
“siapakah engkau ,siapakah aku?”
Namu Jawaban Nafsu Tetap Sama
”Aku adalah aku dan engkau adalah engkau”
Kemudia Allah SWT Menyiksa Nafsu Kembali Kedalam Neraka Selama 100 tahun.
Setelah itu nafsu dikeluarkan dan Allah SWT berfirman kembali,
“siapakah engkau dan siapakah aku?”
Dan akhirnya nafsu mengakui dengan berkata :
“Aku Adalah Hambamu Dan Engkau Adalah Tuhanku”
Dan Akhirnya Allah SWT memasukan Akal dan Nafsu kedalam diri adam.as Pada saat nabi adam As datang kebumi keturunan manusia bertambah banyak,maka peranan Akal dan Nafsu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia ,kerusakan dan kemungkaran yang terjadi di dunia ini bukan ulah Akal Melainkan itu adalah perbuatan dari Nafsu , bahkan didalam sebuah kisah dari hadist& Firman Allah 2 orang malaikat yang ingin merasakan menjadi khalifah di bumi berikut kisahnya :
Abu Bakar bin Abdullah binMuhammad bin Ahmad bin An-
Nuqur rahimahullah menceritakan kepada kami dari Abu Thalib Abdul
Qadir bin Muhammad Al Yusufi – yang terpercaya- dari Ibnu
Mudzhib, dari Abu Bakar Al Quthai’i, dari Abdullah bin Ahmad,
dari Ayahku rahimahullah, dari Yahya bin Abi Bukair, dari Zuhair
bin Muhammad, dari Musa bin Jubair, dari Nafi’, dari Abdullah
bin Umar, bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda,
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." Mereka berkata:"Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui." [Qs.Al Baqarah(2): 30]
Para malaikat berkata, “Wahai Tuhan kami, kami lebih taat
kepadaMu daripada Bani Adam.”
Allah Ta’ala berkata kepada malaikat, “Datangkanlah
kepadaKu dua malaikat di antara para malaikat yang akan Aku
turunkan ke muka bumi dan lihatlah apa yang akan dilakukan
oleh keduanya.” Mereka berkata,“Wahai Tuhan kami, inilah Harut
dan Marut.” Kemudian kedua malaikat itu turun ke muka bumi,
dan keduanya dihadapkan kepada seorang perempuan yang bernama
Zuhrah dalam bentuk yang paling cantik. Ia datang kepada kedua
malaikat tersebut dan keduanya pun bertanya kepadanya tentang
dirinya. Ia berkata: “Tidak, demi Allah, hingga kalian berdua
mengucapkan kalimat syirik (yang menyekutukan Allah).” Keduanya
menjawab, “Tidak, demi Allah, kami sama sekali tidak akan
menyekutukan Allah.” Maka,wanita itu pun berlalu dari
keduanya. Kemudian ia kembali dengan membawa seorang bayi.
Kedua malaikat kembali bertanya kepadanya tentang dirinya.
Wanita itu menjawab, “Tidak, demi Allah, hingga kalian berdua
membunuh bayi ini.” Kedua malaikat itu pun menjawab,
“Tidak, demi Allah, kami sama sekali tidak akan membunuh bayi
itu.” Wanita itu berlalu lagi dari keduanya dan datang kembali
dengan membawa secawan khamer (arak). Keduanya bertanya lagi
kepadanya tentang dirinya. Ia berkata, “Tidak, demi Allah,
hingga kalian berdua meminum khamer ini.” Maka keduanya pun
meminum khamer itu hingga mabuk, lalu keduanya menggauli
perempuan itu dan membunuh bayi. Ketika keduanya saadar,
wanita itu berkata, “Demi Allah, sungguh kalian berdua telah
meninggalkan sesuatu yang telah kalian tolak kecuali kalian
melakukannya hingga kalian mabuk.” Kedua malaikat itu telah
dihadapkan pada adzab dunia dan akhirat, dan keduanya memilih
adzab dunia.
Abdul Abbas Ahmad bin Al Mubarakbin Sa’ad memberitakan kepada
kami, kakekku dari pihak ibu Abdul Ma’ali Tsabit bin Bandar
menceritakan dari Abu Ali Al Baqir
Hayy, dari Hasan bin Alawiyah, dari Ismail, dari Ishaq bin Basyar,
dari Juwaibir, dari Dhahhak, dari Makhul, dari Ma’adz. Ia berkata,
“Ketika kedua malaikat itu sadar, Jibril AS datang kepada keduanya
berdasarkan perintah Allah Azza wa Jalla dan keduanya pun
menangis. Jibril pun menangis dan ia berkata kepada keduanya,
‘Sesungguhnya Tuhan kamu telah memberikan pilihan kepada kamu
antara adzab dunia atau kamu berdua akan berada di sisiNya di
akhirat sesuai kehendakNya. Jika Allah menghendaki, Dia akan
mengadzab kamu. Jika Dia menghendaki pula, Dia akan
merahmati kamu. Jika kalian berdua menghendaki, dapat pula
kalian memilih adzab akhirat. Maka, kedua malaikat itu pun
mengetahui bahwa dunia tidaklah abadi sedangkan akhirat lebih
abadi. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kepada hamba-hambaNya. Lalu keduanya pun memilih adzab
dunia dan berharap berada di sisi Allah kelak.”
Ma’az berkata, “Kemudian kedua malaikat itu diturunkan di Babil
Persi, digantung di antara dua gunung di sebuah gua di bumi.
Keduanya disiksa setiap hari dari pagi hingga sore. Ketika para
malaikat melihat hal itu, mereka mengepakkan sayap-sayap mereka
di langit. Kemudian mereka berkata, ‘Ya Allah, ampunilah anak
Adam. Sebab sungguh menakjubkan, bagaimana mereka
menyembah Allah dan menaatiNya sementara mereka mengendalikan
hawa nafsu dan kenikmatan yang mereka miliki.’”
Al Kalbi mengatakan, “Setelah itu, para malaikat memintakan
ampunan untuk anak-anak Adam.”
Allah SWT berfirman,
Artinya: Hampir saja langit itupecah dari sebelah atas (karena
kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji
Tuhan-nya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada
di bumi. Ingatlah, bahwa sesungguhnya Allah Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Penyayang.
[Qs. Asy-Syuuraa(42): 5]
Sebuah riwayat dari Ibnu Abbas menceritakan bahwa Allah SWT
berfirman kepada para malaikat,“Pilihlah tiga orang yang terbaik
di antara kamu sekalian.” Makamereka memilih Azra, Izrail, dan
Azwiya. Ketika mereka turun ke bumi, mereka pun masuk ke dalam
lingkaran Bani Adam dan tabiat- tabiat mereka. Ketika Azra melihat
hal itu, ia pun mengetahui bahwa itu adalah ujian, dan ia tahu
bahwa ia tidak memiliki kemampuan, maka segeralah ia
meminta ampunan Tuhannya Yang Maha Mulia. Diriwayatkan bahwa
setelah itu, ia tidak pernah lagi mengangkat kepalanya karena
merasa malu di hadapan Allah Yang Maha Agung.
Ar-Rabi bin Anas berkata, “Ketika Harut dan Marut sadar dari
mabuknya, mereka pun sadar akan kesalahan yang telah diperbuat.
Keduanya pun menyesal. Lalu keduanya ingin naik kembali ke
langit, tetapi mereka tidak mampu melakukannya sebab tidak
diizinkan untuk naik ke langit. Keduanya menangis dalam waktu
yang cukup lama, dan mereka merasa terhimpit karena ulah
mereka. Lalu keduanya datang kepada Idris AS kemudian berkata
kepadanya, ‘Berdoalah kepada Tuhanmu untuk kami,
sesungguhnya kami telah mendengar kebaikanmu
disebutkan di langit.’ Maka, Idris pun berdoa untuk keduanya.
Kemudian doanya dikabulkan, lalu kedua malaikat itu pun diberi
pilihan antara adzab dunia atau adzab akhirat.”
Riwayat lain menceritakan bahwa
ketika para malaikat itu berkata kepada Allah Ta’ala, “Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah.” Setelah
itu mereka berthawaf (keliling) di sekitar Arsy selama 4000 tahun
memohon ampunan kepada Allah Azza wa Jalla karena bantahan
mereka.
Maka Bersyukurlah kita telah dijadikan khalifah dibumi karena itu kendalikan nafsu mu dan jangan sampai nafsu yang mengendalikanmu oleh karena Itu allah menyuruh kita berpuasa di bulan ramadhan untuk melawan nafsu .
Namun bagaimana pun juga ,nafsu ini tetap diperlukan oleh manusia,bila nafsu musnah,manusia juga musnah , karena allah tidak pernah membuat makhluknya yang sia sia
Sumber :
x : Kisah Ilmiah
x :Hiburan Kaum Muslimin
x :Qs. Asy-Syuuraa[42]: 5